Thursday, March 13, 2014

Penjelasan Psikologi Konseling Part I

Sekiranya sudah banyak nih ilmu ya teman teman dapat mengenai “Psikologi”, langsung aja yuuk next kita ngomongin yang lebih spesifik mengenai “Psikologi Konseling”. Sebelum kita menjadi konselor, wajib hukumnya kita menguasai ilmu psikologi konseling.

Cek it out………

A.      Pengertian Psikologi  konseling

Psikologi Konseling merupakan suatu kegiatan yang dibangun melalui adanya interaksi antara klien dengan psikolog / konselor untuk mengidentifikasi persepsi, kebutuhan, nilai, perasaan, pengalaman, harapan, serta masalah yang dihadapi klien. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk memecahkan masalah-masalah psikologis klien dengan menyadarkan klien akan akar masalah yang sebenarnya dihadapi hingga akhirnya klien dapat menemukan sendiri solusi dari masalah yang dihadapinya.

Seorang yang menghadapi permasalahan dalam hidupnya, kadang kala diraskan begitu berat atau mengganggu kehidupannya dalam keseharian. Namun, seringkali mereka menghadapi masalah tersebut tanpa tahu benar dan menyadari apa sebenarnya akar dari masalah mereka tersebut. Melalui proses konseling inilah bersama-sama antara konselor dengan klien menemukan akar masalah yang ada dan menyadarkan klien akan apa yang harus dilakukannya untuk memecahkan masalahnya tersebut.
Diantara berbagai disiplin ilmu, yang memiliki kedekatan hubungan dengan konseling adalah psikologi, bahkan secara khusus dapat dikatakan bahwa konseling merupakan aplikasi dari psikologi, terutama jika dilihat dari tujuan, teori yang digunakan, dan proses penyelenggaraannya. Oleh karena itu telaah mengenai konseling dapat disebut dengan psikologi konseling (counseling psychology).

B.      SPESIFIKASI KONSELING
Carl Rogers, seorang psikolog humanistik terkemuka, berpandangan bahwa konseling merupakan hubungan terapi dengan klien yang bertujuan untuk melakukan perubahan self (diri) pada pihak klien. Pada intinya Rogers dengan tegas menekankan pada perubahan system self klien sebagai tujuan koseling akibat dari struktur hubungan konselor dengan kliennya.
Ahli lain, Cormier (1979) lebih memberikan penekanan pada fungsi pihak-pihak yang terlibat. Mereka menegaskan konselor adalah tenaga terlatih yang berkemauan untuk membantu klien. Pietrofesa (1978) dalam bukunya The Authentic Counselor, sekalipun tidak berbeda dengan rumusan sebelumnya, mengemukakan dengan singkat bahwa konseling adalah proses yang melibatkan seorang profesional berusaha membantu orang lain dalam mencapai pemahaman dirinya, membuat keputusan dan pemecahan masalah.
Meskipun bukan bermaksud merangkum berbagai pengertian yang dikemukakan oleh banyak ahli, Stefflre dan Grant menyusun pengertian yang cukup lengkap mengenai konseling ini. Menurut Stefflre dan Grant, terdapat empat hal yang mereka tekankan, yaitu:
1.       Konseling Sebagai Proses
Konseling sebagai proses berarti konseling tidak dapat dilakukan sesaat. Butuh proses yang merupakan waktu untuk membantu klien dalam memecahkan masalah mereka, dan bukan terjadi hanya dalam satu pertemuan. Permasalahan klien yang kompleks dan cukup berat, konseling dapat dilakukan beberapa kali dalam pertemuan secara berkelanjutan.

2.      Koseling Sebagai Hubungan Spesifik
Hubungan antara konselor dan klien merupakan unsur penting dalam konseling. Hubungan koseling harus dibangun secara spesifik dan berbeda dengan hubungan sosial lainnya. Karena konseling membutuhkan hubungan yang diantaranya perlu adanya keterbukaan, pemahaman, penghargaan secara positif tanpa syarat, dan empati.

3.      Konseling adalah Membantu Klien
Hubungan konseling bersifat membantu (helping). Membantu tetap memberikan kepercayaan pada klien dalam menghadapi dan mengatasi permasalahan mereka. Hubungan konseling tidak bermaksud mengalihkan pekerjaan klien pada konselor, tetapi memotivasi klien untuk lebih bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri dan mengatasi masalahnya.

4.      Konseling untuk Mencapai Tujuan Hidup
Konseling diselenggarakan untuk mencapai pemahaman dan penerimaan diri, proses belajar dari perilaku adaptif, dan belajar melakukan pemahaman yang lebih luas tentang dirinya yang tidak hanya membuat ”know about” tetapi juga ”how to” sejalan dengan kualitas dan kapasitasnya. Tujuan akhir konseling pada dasarnya adalah sejalan dengan tujuan hidupnya yang oleh Maslow (1968) disebut aktualisasi diri.

KAJIAN PSIKOLOGI KONSELING
Memandu ( Guiding )
Memandu bukanlah paksaan, yang berarti mengabaikan perasaan atau terlalu mengendalikan pandangan-padangan individu. Tetapi lebih kepada merefleksikan secara pasif pandangan-pandangan individu. Dalam perspektif pendidikan, memandu berarti menyelesaikan suatu masalah yang ada dalam diri seseorang atau secara potensial ada dalam diri seseorang, melalui sumber-sumber eksternal.
Tetapi bukan merupakan paksaan eksternal atau paksaan yang muncul karena ada penolakan konselor. Namun, lebih sebagai hasil yang dibuat melalui kontak dengan dunia dalam klien itu sendiri. Dengan demikian memandu bukan menghalangi kebutuhan pengajaran atau informasi, tetapi sumber-sumber eksternal tersebut merupakan bagian dari suatu pertukaran pandangan antara konselor dengan klien menuju kepada pemahaman bersama, resolusi masalah, dan mengejar keunggulan.

 Menyembuhkan ( Healing )
Dalam psikologi konseling, perspektif modern tentang penyembuhan berakar dalam beberapa tradisi sejarah yang mendasari psikoterapi dinamik, khususnya tradisi spiritual dan ilmiah.
Dalam tradisi spiritual, penderitaan manusia disebabkan oleh kerasukan psiritual, sehingga bentuk-bentuk tritmennya dilakukan dengan meminjam dari masyarakat primitif, diantaranya adalah melalui : (1) exorcism atau pengusiran roh jahat, dan (2) pengobatan jiwa yang dilakukan melalui pengakuan dosa sebagaimana tradisi dalam komunitas protestan, suatu pertanda penting lain dari psikoterapi dinamik.

Dalam tradisi ilmiah ditandai dengan digunakannya metode hipnotisme sebagai metode penyembuhan, sedangkan dalam psikoterapi dinamik yang diawali dengan praktek-praktek penyembuhan terhadap pasien neruroses, yaitu penderita histeria dan neurathenia yang dipelopori oleh Freud, yang dalam konteks konseling kemudian diadaptasi dalam bentuk psikoterapi singkat (brief psychoterapy) dan konseling psikoanalitik.

No comments:

Post a Comment