Sekiranya sudah banyak nih ilmu ya teman
teman dapat mengenai “Psikologi”, langsung aja yuuk next kita ngomongin yang
lebih spesifik mengenai “Psikologi Konseling”. Sebelum kita menjadi konselor,
wajib hukumnya kita menguasai ilmu psikologi konseling.
Cek it out………
A.
Pengertian Psikologi konseling
Psikologi Konseling merupakan suatu kegiatan yang dibangun
melalui adanya interaksi antara klien dengan psikolog / konselor untuk
mengidentifikasi persepsi, kebutuhan, nilai, perasaan, pengalaman, harapan,
serta masalah yang dihadapi klien. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk
memecahkan masalah-masalah psikologis klien dengan menyadarkan klien akan akar
masalah yang sebenarnya dihadapi hingga akhirnya klien dapat menemukan sendiri
solusi dari masalah yang dihadapinya.
Seorang yang menghadapi permasalahan dalam hidupnya, kadang kala diraskan
begitu berat atau mengganggu kehidupannya dalam keseharian. Namun, seringkali
mereka menghadapi masalah tersebut tanpa tahu benar dan menyadari apa
sebenarnya akar dari masalah mereka tersebut. Melalui proses konseling inilah
bersama-sama antara konselor dengan klien menemukan akar masalah yang ada dan
menyadarkan klien akan apa yang harus dilakukannya untuk memecahkan masalahnya
tersebut.
Diantara berbagai disiplin ilmu, yang memiliki kedekatan
hubungan dengan konseling adalah psikologi, bahkan secara khusus dapat
dikatakan bahwa konseling merupakan aplikasi dari psikologi, terutama jika
dilihat dari tujuan, teori yang digunakan, dan proses penyelenggaraannya. Oleh
karena itu telaah mengenai konseling dapat disebut dengan psikologi konseling
(counseling psychology).
B.
SPESIFIKASI KONSELING
Carl Rogers, seorang psikolog humanistik terkemuka, berpandangan
bahwa konseling merupakan hubungan terapi dengan klien yang bertujuan untuk
melakukan perubahan self (diri) pada pihak klien. Pada intinya Rogers dengan
tegas menekankan pada perubahan system self klien sebagai tujuan koseling
akibat dari struktur hubungan konselor dengan kliennya.
Ahli lain, Cormier (1979) lebih memberikan penekanan pada fungsi
pihak-pihak yang terlibat. Mereka menegaskan konselor adalah tenaga terlatih
yang berkemauan untuk membantu klien. Pietrofesa (1978) dalam bukunya The
Authentic Counselor, sekalipun tidak berbeda dengan rumusan sebelumnya,
mengemukakan dengan singkat bahwa konseling adalah proses yang melibatkan
seorang profesional berusaha membantu orang lain dalam mencapai pemahaman
dirinya, membuat keputusan dan pemecahan masalah.
Meskipun bukan bermaksud merangkum berbagai pengertian yang
dikemukakan oleh banyak ahli, Stefflre dan Grant menyusun pengertian yang cukup
lengkap mengenai konseling ini. Menurut Stefflre dan Grant, terdapat empat hal
yang mereka tekankan, yaitu:
1. Konseling
Sebagai Proses
Konseling sebagai proses berarti konseling tidak dapat dilakukan
sesaat. Butuh proses yang merupakan waktu untuk membantu klien dalam memecahkan
masalah mereka, dan bukan terjadi hanya dalam satu pertemuan. Permasalahan
klien yang kompleks dan cukup berat, konseling dapat dilakukan beberapa kali
dalam pertemuan secara berkelanjutan.
2. Koseling Sebagai
Hubungan Spesifik
Hubungan antara konselor dan klien merupakan unsur penting dalam
konseling. Hubungan koseling harus dibangun secara spesifik dan berbeda dengan
hubungan sosial lainnya. Karena konseling membutuhkan hubungan yang diantaranya
perlu adanya keterbukaan, pemahaman, penghargaan secara positif tanpa syarat,
dan empati.
3. Konseling adalah
Membantu Klien
Hubungan konseling bersifat membantu (helping). Membantu tetap
memberikan kepercayaan pada klien dalam menghadapi dan mengatasi permasalahan
mereka. Hubungan konseling tidak bermaksud mengalihkan pekerjaan klien pada
konselor, tetapi memotivasi klien untuk lebih bertanggung jawab terhadap
dirinya sendiri dan mengatasi masalahnya.
4. Konseling
untuk Mencapai Tujuan Hidup
Konseling diselenggarakan untuk mencapai pemahaman dan
penerimaan diri, proses belajar dari perilaku adaptif, dan belajar melakukan
pemahaman yang lebih luas tentang dirinya yang tidak hanya membuat ”know about”
tetapi juga ”how to” sejalan dengan kualitas dan kapasitasnya. Tujuan akhir
konseling pada dasarnya adalah sejalan dengan tujuan hidupnya yang oleh Maslow
(1968) disebut aktualisasi diri.
KAJIAN PSIKOLOGI KONSELING
Memandu ( Guiding )
Memandu bukanlah paksaan, yang berarti mengabaikan perasaan atau
terlalu mengendalikan pandangan-padangan individu. Tetapi lebih kepada
merefleksikan secara pasif pandangan-pandangan individu. Dalam perspektif
pendidikan, memandu berarti menyelesaikan suatu masalah yang ada dalam diri
seseorang atau secara potensial ada dalam diri seseorang, melalui sumber-sumber
eksternal.
Tetapi bukan merupakan paksaan eksternal atau paksaan yang
muncul karena ada penolakan konselor. Namun, lebih sebagai hasil yang dibuat
melalui kontak dengan dunia dalam klien itu sendiri. Dengan demikian memandu
bukan menghalangi kebutuhan pengajaran atau informasi, tetapi sumber-sumber
eksternal tersebut merupakan bagian dari suatu pertukaran pandangan antara
konselor dengan klien menuju kepada pemahaman bersama, resolusi masalah, dan
mengejar keunggulan.
Menyembuhkan ( Healing )
Dalam psikologi konseling, perspektif modern tentang penyembuhan
berakar dalam beberapa tradisi sejarah yang mendasari psikoterapi dinamik,
khususnya tradisi spiritual dan ilmiah.
Dalam tradisi spiritual, penderitaan manusia disebabkan oleh
kerasukan psiritual, sehingga bentuk-bentuk tritmennya dilakukan dengan
meminjam dari masyarakat primitif, diantaranya adalah melalui : (1) exorcism
atau pengusiran roh jahat, dan (2) pengobatan jiwa yang dilakukan melalui
pengakuan dosa sebagaimana tradisi dalam komunitas protestan, suatu pertanda
penting lain dari psikoterapi dinamik.
Dalam tradisi ilmiah ditandai dengan digunakannya metode
hipnotisme sebagai metode penyembuhan, sedangkan dalam psikoterapi dinamik yang
diawali dengan praktek-praktek penyembuhan terhadap pasien neruroses, yaitu
penderita histeria dan neurathenia yang dipelopori oleh Freud, yang dalam
konteks konseling kemudian diadaptasi dalam bentuk psikoterapi singkat (brief
psychoterapy) dan konseling psikoanalitik.